TIMIKA | Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Mimika, Karel Gwijangge menilai bahwa pelaksanaan Otonomi Khusus (Otsus) telah gagal, karena tidak ada pengawasan.
Hal ini dikatakan Karel, karena fakta dilapangan Orang Asli Papua (OAP) masih hidup miskin jauh dari kata sejahtera. Terlebih OAP yang hidup didaerah terpencil.
“Bisa lihat dipinggiran Kota Timika ini, OAP tidak punya pekerjaan pasti, tidak punya tempat, dan miskin. Disitulah yang kita bilang otsus gagal,” kata Karel di Kantor DPRD Mimika, Selasa (22/02/2021).
Karel bertanya, apa yang menjadi patokoan jika dibilang Otsus berhasil. Apakah OAP menjadi ASN, pengusaha, konglomerat, atau menjadi anggota DPRD.
Disamping itu, indikator apa yang digunakan pemerintah pusat bahwa Otsus berhasil, sehingga akan dilakukan evaluasi untuk dilanjutkan Otsus berikutnya.
Menurut Karel, pemerintah pusat hanya menggelontorkan anggaran sangat besar untuk Papua, dengan alasan meredam masyarakat Papua untuk merdeka.
Tapi, anggaran itu diberikan begitu saja tanpa ada petunjuk pelaksanaan yang jelas, serta pengawasan dan manfaat yang dirasakan oleh masyarakat melalui Otsus. Walaupun, saat ini banyak pembangunan infrastruktur telah nampak.
“Namun untuk peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan peningkatan kesejahteraan bagi OAP tidak nampak. Sebab banyak masyarakat yang hidup tidak layak, baik pendidikan dan kesehatan,” tutur Karel.
- Tag :
- DPD RI,
- DPRD Mimika,
- Karel Gwijangge,
- Otsus Papua,
- Yoris Raweyai
Tinggalkan Balasan