Papuan Bridge Program Freeport Luluskan 213 Anak Muda Papua Berkompeten di Berbagai Bidang

Papuan Bridge Program Freeport Luluskan 213 Anak Muda Papua Berkompeten di Berbagai
Senior Vice President (SVP) Sustainable Development PT Freeport Indonesia, Nathan Kum, saat mengenakan vest kepada salah satu peserta PBP YET 2024, Rabu (17/2/2024) di IPN Kuala Kencana, Mimika, Papua Tengah. (Foto: Anya Fatma/Seputarpapua)

TIMIKA | PT Freeport Indonesia (PTFI) melalui Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) telah menciptakan Papuan Bridge Program (PBP) sejak tahun 2012.

IPN sendiri didirikan pada tahun 2003, dan merupakan bentuk komitmen sosial PTFI untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM), khususnya masyarakat lokal Papua untuk menjadi tenaga kerja yang kompeten dan siap kerja melalui program-program pelatihan.

Ada dua program pelatihan reguler yang dimiliki IPN, diantaranya Program Apprentice dan Papuan Bridge Program.

Papuan Bridge Program atau PBP merupakan program pengembangan berdurasi singkat (selama 3 bulan,red) untuk mahasiswa Papua yang telah lulus dari perguruan tinggi, yang nantinya akan melanjutkan ke dunia kerja atau jika mereka memiliki potensi bisa langsung menuju dunia usaha. Program ini terus dilaksanakan setiap tahun.

Sampai tahun 2020, PBP telah meluluskan 19 angkatan dengan total sebanyak 213 anak muda Papua yang berkompeten di berbagai bidang.

Sejak tahun 2020 PBP tidak berjalan, baru dijalankan kembali di tahun 2024.

“Hingga saat ini, para alumni PBP telah bekerja di berbagai bidang profesi dan perusahaan seperti pertambangan, perbankan, BUMN, LSM, instansi pemerintatan, lembaga pendidikan, pengusaha, perusahaan swasta, dan kontraktor, termasuk PT Freeport Indonesia,” kata Ketua Panitia Papua Bridge Program Youth Entrepreneurship (PBP YET), Imanuel Kafiar dalam pembukaan PBP YET di IPN Kuala Kencana, Mimika, Papua Tengah, Rabu (17/4/2024).

Proses pembelajaran di PBP mengadopsi metode yang dinamis, dimana peserta diajarkan berbagai hal yang pada umumnya akan dijumpai dan dihadapi dalam dunia kerja maupun dunia usaha, seperti keterampilan presentasi, keterampilan komputer, kemampuan berbahasa Inggris, kepimpinan, kewirausahaan, tips menghadapi psikotes dan wawancara.

Selain itu juga diajarkan materi-materi pada divisi atau departemen di PTFI, seperti Community Economic Development, Dept. Environmental dan instansi terkait lainnya di internal maupun eksternal PTFI.

PBP sendiri bukanlah program yang mengikat dengan IPN maupun PTFI, sehingga setelah menyelesaikan pembelajaran di PBP para peserta bisa mendaftarkan diri ke berbagai perusahaan, organisasi maupun instansi pemerintahan.

Di tahun 2024 PBP dijalankan dengan konsep baru, yaitu PBP Youth Entrepreneurship atau PBP YET, lebih difokuskan kepada pengembangan kapasitas anak-anak muda asli Papua yang memiliki minat dan bakat di bidang kewirausahaan.

Secara spesifik ada tiga tujuan PBP YET, diantaranya mengembangkan minat dan bakat generasi muda Papua untuk menjadi pengusaha mandiri dan berdaya saing. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta mental para generasi muda asli Papua untuk menjadi pengusaha yang kompeten di dunia usaha. Menciptakan agen-agen perubahan (agents of change) yang menjadi magnet atau teladan bagi generasi muda Papua lainnya untuk berani terjun ke dunia usaha.

Kata Imanuel, untuk menunjang berjalannya program pelatihan ini, PBP YET mengadopsi materi pembelajaran dari program Dream Builder yang dibuat oleh Freeport McMoran Foundation yang berkolaborasi dengan Thunderbird School of Global Management dan Arizona State University (ASU).

“Dream Builder merupakan program pelatihan bersertifikasi online gratis yang telah diikuti oleh lebih dari 185 ribu orang di 182 negara,” tuturnya.

Program ini memiliki 13 modul pembelajaran yang mencakup pengetahuan bisnis dasar yang diperlukan untuk memulai dan mengembangkan usaha kecil, seperti membuat rencana bisnis, pemasaran, penetapan harga, dan materi lainnya.

Metode pembelajaran dilengkapi dengan visualisasi, video animasi, cerita pengalaman dari praktisi usaha, dan dilengkapi dengan template-template bisnis sederhana sehingga memudahkan para pelaku usaha baik yang baru maupun yang sudah memiliki usaha untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuannya.

Untuk menopang program ini, IPN juga berkolaborasi dengan seksi Pembinaan dan Pengembangan UMK2 atau PPUMK2 dan Community Economic Development atau CED. Yangmana mereka akan bertindak sebagai instruktur dan fasilitator.

PUMKM2 dan CED dinilai telah memiliki segudang pengalaman dalam mengembangkan dan membina pengusaha-pengusaha lokal asli Papua.

Ia menambahkan, pihaknya juga mengajak peran serta dan kolaborasi dari berbagai pihak untuk bersama-sama menyukseskan program-program pengembangan sumber daya manusia Papua, secara khusus Papuan Bridge Program Youth Entrepreneurships.

“Sehingga kehadiran PT Freeport Indonesia di tanah Amungsa Bumi Kamoro menjadi saluran berkat bagi orang Papua di Mimika, dan tanah Papua pada umumnya,” pungkasnya.

penulis : Anya Fatma

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *