Oleh: Dian Fitri Fadillah
Papua, baik Indonesia maupun Papua New Guinea atau PNG, merupakan wilayah yang strategis di kawasan Pasifik Selatan. Kedua wilayah ini memiliki potensi untuk saling bekerja sama dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi, budaya, dan pendidikan.
Paradiplomasi sister city merupakan salah satu bentuk diplomasi yang digunakan untuk meningkatkan hubungan antara Papua Indonesia dan Papua New Guinea. Paradiplomasi Sister City ini menjadi jenis hubungan internasional di mana kota-kota dari dua negara atau lebih membentuk hubungan formal dengan tujuan mendorong pertukaran budaya, pembangunan ekonomi, dan saling pengertian.
Papua New Guinea dan Papua, Indonesia, memiliki sejarah panjang pertukaran budaya dan ekonomi. Kedua wilayah tersebut terletak di pulau yang sama, dan memiliki banyak kesamaan dalam bahasa, budaya, dan adat istiadat.
Dalam beberapa tahun terakhir, PNG dan Papua mulai bergerak untuk memperkuat hubungan mereka melalui perjanjian kerja sama. Dan kabar terbaru pada tahun 2022, perjanjian kerjasama sister city antara kota Vanimo dan Wewak PNG dengan kota Jayapura di Papua telah di perbaharui untuk melanjutkan kerja sama yang berlangsung lancar dan saling menguntungkan. Perjanjian kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama kedua kota di sejumlah bidang, termasuk pendidikan, kebudayaan, pariwisata, dan perdagangan.
Diplomasi sister city dapat memberikan sejumlah manfaat bagi kota dan negara yang terlibat. Beberapa manfaat potensial meliputi:
1. Peningkatan pertukaran budaya
Hubungan kota kembar dapat membantu mendorong pertukaran budaya antara kedua kota. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan, seperti pertukaran pelajar, festival budaya, dan pameran seni.
2. Pembangunan ekonomi
Hubungan kota kembar juga dapat membuka peluang pembangunan ekonomi bagi kedua kota. Hal ini dapat mencakup peningkatan perdagangan dan investasi, serta pengembangan produk pariwisata baru.
3. Saling pengertian
Hubungan kota kembar juga dapat membantu meningkatkan saling pengertian antara kedua kota dan penduduknya. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan, seperti program pendidikan, pertukaran pemuda, dan peluang pengembangan profesional.
Namun diplomasi sister city juga dapat menghadapi sejumlah tantangan. Beberapa tantangan potensial meliputi:
1. Kurangnya pendanaan
Hubungan kota kembar seringkali memerlukan dana untuk mendukung kegiatan mereka. Pendanaan ini dapat berasal dari berbagai sumber, seperti lembaga pemerintah, dunia usaha, dan yayasan. Namun, sulit untuk mendapatkan pendanaan untuk hubungan kota kembar, terutama di negara-negara berkembang.
2. Kurangnya kemauan politik
Hubungan kota kembar juga memerlukan dukungan dari kedua pemerintah kota. Jika tidak ada kemauan politik dari salah satu pemerintah kota, maka akan sulit untuk mempertahankan hubungan.
3. Perbedaan budaya
Hubungan kota kembar juga dapat terkendala oleh perbedaan budaya antara kedua kota. Penting untuk menyadari perbedaan-perbedaan ini dan berupaya mengatasinya.
Secara keseluruhan, diplomasi sister city dapat menjadi alat yang berharga untuk mendorong pertukaran budaya, pembangunan ekonomi, dan saling pengertian antara Papua Indonesia dan Papua New Guinea beserta penduduknya. Namun, penting untuk menyadari potensi tantangan dan berupaya mengatasinya.
Referensi:
Gibbs, M., Gooding, A., Woods, R., Pillora, S., & Smith, R. (2015). Sister cities and international alliances.
May, R. (1979). The Indonesia-Papua New Guinea border: Irianese nationalism and small state diplomacy. Canberra, ACT: Dept. of Political and Social Change, Research School of Pacific Studies, The Australian National University.
May, R. J., Matbob, P., & Papoutsaki, E. (2013). New Guinea. The political economy of divided islands: Unified geographies, multiple polities, 34-58.
Tribun Papua. (2022, April 07). Wali Kota Jayapura Teken Pembaharuan MoU Sister City dengan Kota Vanimo dan Wewak PNG. Diambil 25 November 2023, dari https://papua.tribunnews.com/2022/04/07/wali-kota-jayapura-teken-pembaharuan-mou-sister-city-dengan-kota-vanimo-dan-wewak-png
Penulis adalah Mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional di Universitas Cenderawasih.
(Opini adalah pendapat atau gagasan penulis yang dikirim ke Redaksi Seputar Papua. Keseluruhan konten menjadi tanggungjawab penulis)
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis