Tugas Mulia, Peran Bidan Meningkatkan Derajat Kesehatan Ibu dan Anak

TIMIKA | Kepala Dinas Kesehatan Kabupatan Mimika, Papua, Reynold Ubra menuturkan Bidan menjadi salah satu profesi yang mulia. Saat ini jumlah Bidan di Timika sekitar 800 orang.

Mereka menurut Reynold memiliki tugas, beban dan tanggungjawab yang sangat besar.

“Bidan ini salah satu perannya adalah bagaimana meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak,” kata Reynold Ubra, Rabu (23/2/2022).

Reynold menjelaskan terkait dengan derajat hidup ibu dan anak menggunakan pendekatan siklus hidup manusia, maka itu perannya bidan mulai dari seorang ibu melahirkan, kemudian anaknya akan dilayani oleh bidan mulai dari bayi, balita sampai remaja, sampai kembali ke usia produktif bahkan sampai menikah dan hamil lagi.

“Itu siklus hidup ini hampir sebagian besar diintervensi oleh bidan. Ketika seseorang mulai lahir itu bidan yang menolong bersama dokter tapi bidan melakukan pemberian imunisasi sejak pertama, Kemudian pada saat mulai terjadi kehamilan, 1000 hari pertama kehidupan itu dikawal oleh bidan,” jelasnya.

“Itulah sebabnya bidan itu memegang peran penting dalam menciptakan generasi emas kedepan,” lanjutnya.

Bidan pada akhirnya harus melaksanakan fungsi bagaimana menjadi seorang tenaga gizi, mengedukasi supaya gizi dari seorang ibu supaya ada gizi seimbang.

Di daerah-daerah terpencil yang wajib ada yakni bidan, karena ada program bidan desa dan bidan kampung.

Reynold mengatakan, memang ada beberapa hal yang menjadi tantangan sebenarnya secara nasional, kalau dilihat dari fungsi dan peran kemudian dari kondisi geografis, juga melihat dari rasionalisasi berapa jumlah bidan terhadap penduduk maka disitulah akan menjadi ketimpangan.

“Kalau rasio secara nasional 1 bidan itu diantara 125 penduduk. Itu berbicara terhadap penduduk tapi bagaimana kalau dia berada di daerah terpencil, dimana minimal ada satu bidan desa di setiap kampung maka dia akan melakukan semua fungsi,” ungkapnya.

Selain itu, bidan juga perlu terus meningkatkan pengetahuan dan kompetensi melalui jalur pendidikan informal supaya bisa terus mendapatkan ilmu.

penulis : Kristin Rejang

editor : Batt