Yan Mandenas Serahkan Laporan Keuangan Persipura ke Bank Papua, Paling Besar Gaji Pemain

Yan Mandenas menyerahkan laporan keuangan Persipura kepada Direktur Operasional Bank Papua, Isak Wopari di Jayapura, Rabu (13/9/2023). (Foto: Vidi/Seputarpapua)
Yan Mandenas menyerahkan laporan keuangan Persipura kepada Direktur Operasional Bank Papua, Isak Wopari di Jayapura, Rabu (13/9/2023). (Foto: Vidi/Seputarpapua)

JAYAPURA | Eks manajer Persipura Jayapura Yan Parmenas Mandenas resmi menyerahkan laporan pertanggungjawaban keuangan Kompetisi Liga 2 musim lalu ke Bank Pembangunan Daerah Provinsi Papua, Rabu (13/9/2023) di Kantor Bank Papua Pusat, Kota Jayapura.

Penyerahan LPJ itu menuntaskan persoalan yang beredar ditengah masyarakat Papua, tentang terganggunya kesiapan Persipura Jayapura dikarenakan laporan keuangan tersebut antara manajemen dan Yan Mandenas sewaktu menjabat manajer.

Penyerahan itu diterima langsung oleh Direktur Operasional Bank Papua, Isak Wopari.

Persipura kala dimusim lalu dijabat oleh manajer Yan Mandenas mengungkapkan ada tiga sponsorship yang menjadi sponsor utama, yakni Bank Papua, PT. Freeport Indonesia dan PT. Ulam Laut Nusantara.

“Sponsor kita untuk musim lalu Persipura itu antara lain dari PT Ulam Laut Nusantara kurang lebih sekitar Rp 3 miliar, Bank Papua Rp 5 miliar dua tahap yang di transfer langsung ke rekening PT. Persipura Papua. Kemudian Freeport Indonesia Rp 4 miliar dan subsidi dari PT LIB kurang lebih sekitar Rp 850 juta,” kata Yan Mandenas kepada awak media, Rabu (13/9/2023).

Mandenas membeberkan, pengeluaran terbesar yang dikeluarkan yakni pendapatan pemain yang semulanya berdasarakn UMR dinaikan rata-rata Rp 10 juta.

“Karena saya minta supaya pemain-pemain kita tidak seperti dibayar UMR, tapi minimal di atas. Jadi rata-rata pemain Persipura musim lalu saya bayar paling rendah Rp 10 juta, pemain baru yang masih dikontrak kisaran Rp 3-4 juta sesuai dengan skill dan kualitas. Diantaranya, Ramai Rumakiek Rp 30 juta dan Wulf Horota Rp 20 juta, kebijakan itu karena sepak bola di Papua ini sudah semakin modern,” jelasnya.

“Jadi PT Freeport Indonesia kurang lebih Rp 3,9 miliar setelah potong pajak, PT Ulam Laut Rp 2,6 miliar, Bank Papua Rp 2,2 miliar. Jadi total kurang lebih Rp 8,7 miliar yang kita gunakan paling besar di gaji capai Rp 5 miliar, sisanya kita pakai untuk akomodasi, transportasi darat dan udara selama kompetisi putaran pertama, termasuk dengan bonus-bonus pemain yang kita berikan,” tambahnya.

Katanya, bahwa dilakukan transaksi dalam bentuk giro Bank Papua yang membayar langsung ke rekening ke pemain dan vendor yang digunakan. Dimana total anggaran kurang lebih Rp 8 miliar pada putaran pertama.

“Jadi kalau saya hitung-hitung dana operasional musim lalu yang tidak bisa kita gunakan karena tidak selesai liga musim 2022/2023 kurang lebih sekitar Rp 9 miliar sekian yang tidak terpakai oleh kita. Dan itu pun tidak ada langkah-langkah yang saya lakukan juga untuk bagaimana bisa negosiasi kembali dengan anggaran itu karena kompetisi tidak berjalan. Jadi karena itu saya anggap kembali ke pihak sponsor sesuai dengan perjanjian kita bahwa apabila kompetisi Liga 2 berlanjut baru dana itu bisa digunakan,” tandasnya.

penulis : Vidi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan