Dikatakan, metode yang diterapkan RSMM Caritas dalam penanganan pasien selama lebih dari 20an tahun, dianggap sudah dilaksanakan dengan baik. Namun dengan kejadian ini, ternyata masih kebablasan. Karena itu RSMM mengaku hal ini perlu di evaluasi agar bisa lebih baik lagi dan kejadian serupa tidak terjadi di masa mendatang.
“Sehingga ini menjadi catatan. Silakan kalau ada yang mau di diskusikan atau ditanya,” pungkasnya.
Upaya yang dilakukan Pihak Yayasan Caritas
Terkait kejadian ini, pihak Yayasan Caritas Timika Papua (YCTP) tidak tinggal diam. YCTP telah mengambil langkah dengan mengistirahatkan dokter beserta tim yang menangani proses operasi terhadap pasien. Yayasan juga telah melakukan komunikasi dengan pihak keluarga almarhumah Ibu Pendeta Pakage.
“Dokter sama tim yang menangani operasi, tentu langkah awal telah dilakukan untuk di istirahatkan, sambil menunggu hasil investigasi,” kata Hans Magal, mewakili YCTP.
Yayasan, kata Hans Magal, akan serius dan transparan melakukan proses investigasi ini, agar hasil akhir dari proses investigasi akan dilihat secara bersama-sama.
“Jika kemudian kalau proses ini betul-betul sebuah kelalaian ataupun diluar dari human kontrol dan lain-lain, tentu pasti ada sanksi yang berat dan terukur. Itu sudah pasti. Sehingga tidak ada proses pembiaran, pasti yayasan ambil langkah yang betul-betul serius,” tegas Hans Magal.
Tim investigasi yang dimaksud, kata Hans Magal, terdiri dari yayasan dan jajaran direksi rumah sakit, dengan melibatkan pihak dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Mimika.
Selain itu, keluarga besar Caritas pun turut merasakan duka yang mendalam atas meninggalnya almarhumah Ibu Pendeta Pakage. Di mana, pada 30 November 2021 prosesi pemakaman almarhumah, pihak yayasan turut hadir seraya melakukan komunikasi untuk dilakukan pertemuan antara pihak keluarga dengan yayasan dan pihak rumah sakit.
- Tag :
- Mimika,
- Pendeta Pakage,
- RSSM,
- Timika
Tinggalkan Balasan