Virus ASF, Belum Pengaruhi Penjualan Daging Babi di Mimika

Virus ASF, Belum Pengaruhi Penjualan Daging Babi di Mimika
Suasana Lapak Penjualan Khusus Daging Babi di Pasar Sentral Mimika, Senin (29/1/2024). (Foto: Fachruddin Aji/seputarpapua)

TIMIKA | Penjualan daging Babi di Mimika masih berjalan seperti biasanya, meskipun virus African Swine Fever (ASF) sedang merebak.

Seorang pedagang daging babi di Pasar Sentral Dorkas Linggi menerangkan, penjualan masih ramai karena seluruh babi yang dijual di lapaknya serta pedagang lain sudah dipastikan bebas dari ASF.

“(Minat pembeli) masih banyak orang beli, sehari bisa habis satu ekor lah selama ada isu-isu (ASF) ini,” terangnya saat ditemui wartawan di Kompleks Pasar Sentral, Senin (29/1/2024).

Dorkas melanjutkan, daging di lapak kompleks Pasar Sentral dipastikan bebas ASF karena sebelum dipotong di lokasi pemotongan resmi milik Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Mimika dilakukan pemeriksaan ketat oleh dokter hewan disana.

“Kan babi itu masuk jam 7 malam kemudian pagi dipotong, disana diperiksa dulu harus sehat, kalau tidak layak dilarang di potong, kan kelihatan, loyo-loyo gitu, setelah dipotong pun diperiksa lagi, tadi dokter periksa lagi organ dalamnya,” jelasnya.

Dorkas mengatakan, hampir seluruh pedagang di Pasar Sentral menjual ternak mereka sendiri.

“Kita saat ini juga dilarang ke kandang karena virus ini, makanya kami usahakan selagi (babi) sehat kita potong,” ungkapnya.

Dorkas menyebutkan, untuk saat ini dirinya dan peternak lain tidak bisa membeli bibit babi, dan hanya menghabiskan stok babi yang mereka miliki.

Sementara itu, Kepala Disnakkeswan Sabelina Fitriani mengatakan, pihaknya berencana akan menutup sementara rumah potong dan lokasi penjualan babi di Pasar Sentral.

“Kita memang akan menyiapkan regulasi, dalam satu minggu kedepan ini, mungkin mulai rabu, kami akan larang penjualan sementara dulu, saya berharap masyarakat paham akan hal ini, karena namanya wabah, kita juga tidak mengharapkan ini terjadi,” tegasnya.

“Ini tanggungjawab kita semua peternak dan masyarakat, bukan hanya Disnakkeswan untuk memutus rantai (penyebaran virus ASF) ini, tolong dipahami kenapa kami buat larangan sementara penjualan daging babi, sambil kita evaluasi, jadi kita fokus memutus rantai penyebaran,” imbuhnya.

Pun begitu, Sabelina mengatakan penutupan sementara kemungkinan hanya akan dilakukan selama pekan ini, untuk kemudian dilakukan evaluasi. Apabila hasilnya bagus, maka pemotongan akan kembali dibuka dengan pengawasan ketat.

Advertisements

“Kalau pun ada pemotongan nanti, tetap pengawasan ketat, karena kalau mereka (pedagang) yang memang nakal disitu dengan menjual babi yang sakit, maka kita akan blacklist (masukan daftar hitam) supaya tidak mendapatkan lapak untuk berjualan disitu (pasar sentral),” paparnya.

Diberitakan sebelumnya, Kabid Keswan Bakti Erma Surfani mengatakan ASF merupakan penyakit yang tidak menular ke manusia tetapi disebut sebagai penyakit hewan menular strategis. Karena penularannya cepat, dan menimbulkan tingkat kematian yang tinggi pada babi dan secara ekonomi sangat merugikan peternak.

penulis : Fachruddin Aji
editor : Aditra

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan