Kakek Ali mengaku sering kali tertipu. Bahkan ketika bekerja dan tidak digaji meski sudah bekerja selama 7 bulan.
Walau dihadapkan dengan berbagai kenyataan pahit, Kakek Ali tetap mengucapkan Alhamdulillah dan terus memaafkan orang yang telah tega berbuat kejahatan kepadanya.
“Baru kali ini tidak (ditipu) karena saya jualan minyak tanah dan bensin seperti ini,” ujar Kakek Ali sambil tersenyum .
“Saya bersyukur, Alhamdulillah begini saja apa adanya yang penting halal. Banyak yang menangis lihat saya, tapi saya memilih seperti ini mau bagaimana lagi, saya hanya bisa begini, terpaksa dorong gerobak saja, saya rasa aman,” ucapnya lirih.
Kakek Ali sudah hampir satu tahun berjualan minyak. Ia membeli bensin di SPBU lalu dijual, begitupun dengan minyak tanah dibeli di agen lalu dijual kembali.
Hasil penjualan diputar kembali sebagai modal, dan sedikit keuntungan dipakai membayar rumah kost serta makan sehari-hari. Dimana biaya kontrakan yang ditempati Kakek Ali dan anaknya Rp700 ribu per bulan.
“Jual minyak ini, kadang juga laku, kadang juga tidak. Penghasilan tidak menentu, bahkan bisa 1 minggu juga tidak laku,” ungkapnya.
Kakek Ali pernah berjualan di lingkungan pasar namun diusir oleh orang yang mengklaim bahwa kawasan pasar tersebut adalah miliknya. Sekali pun berjualan di depan pasar, Ali tetap diusir.
“Saya sering diusir jadinya hanya bisa jualan begini saja di pinggir jalan. Saya tidak ada modal untuk buat kios,” ujarnya.
- Tag :
- Feature,
- Feature Kisah,
- Inspiratif
Tinggalkan Balasan