YPMAK dan Dinkes Mimika Gelar Workshop Perencanaan Kerja Bersama Kampung Sehat

WORKSHOP | Suasana workshop dan sosialisasi program kampung sehat YPMAK. (Foto: Anya Fatma/Seputarpapua)
WORKSHOP | Suasana workshop dan sosialisasi program kampung sehat YPMAK. (Foto: Anya Fatma/Seputarpapua)

TIMIKA | Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) pengelola dana kemitraan PT Freeport Indonesia melalui Pelkesi Wilayah V bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Mimika menggelar workshop rencana kerja bersama program kampung sehat.

Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, 1 dan 2 Maret 2022 dipusatkan di MPCC YPMAK, Jalan Cenderawasih, Mimika, Papua.

Workshop dihadiri Kepala Dinas Kesehhatan Reynold Ubra, Wakil Direktur Grant Making dan Tata Kelola Aset YPMAK Yohan Wambrauw, serta Ketua Pelkesi Wilayah V dr Leonard Pardede, SP.Og.

Kepala Divisi Kesehatan YPMAK, Hengky Womsiwor mengatakan, workshop ini merupakan tindaklanjut dari penandatanganan nota kesepahaman antara Dinkes Mimika dan YPMAK melalui Pelkesi dengan nomor 440/104/2022 dan nomor 042/pelkesi/01/2022 tentang program kampung sehat, yang ditandatangani pada 26 Januari 2022, pada acara audiensi kampung sehat YPMAK.

Melalui kerjasama ini, semua program kesehatan yang dilaksanakan oleh YPMAK terkoordinasi dan terintegrasi dengan Dinkes Mimika.

Program kesehatan yang dilakukan oleh YPMAK ada dua, yakni pelayanan medis dan kesehatan masyarakat.

Dijelaskan, program layanan medis melalui RSMM. Sementara kesehatan masyarakat YPMAK bekerjasama dengan Pelkesi untuk melaksanakan kampung sehat.

“Tentunya dalam perencanan dan pelaksanaan pelayanan kesehatan di kampung-kampung terkoordinasi dengan Dinkes, sehingga perencanaan dan pelaksanaan di kampung-kampung terarah,” kata Hengky.

Workshop dilakukan untuk membangun sinergitas dalam perencanaan kerja bersama yang ditetapkan oleh Dinkes dan YPMAK melalui Pelkesi. Sehingga semua kegiatan pelayanan kesehatan kampung sehat terkoordinasi di bawah Dinkes dan Puskesmas pada wilayah program.

Kerjasama dalam program kampung sehat ini, mulai dari perencanaan, dimana akan ada rencana kerja yang dilakukan bersama Puskesmas, misalnya di Distrik Jita. Di wilayah tersebut, pihaknya nanti akan bersama dengan Pustu Sumapro dan Wapo dalam pelaksanaan program kampung sehat.

Pada program kampung sehat, juga melaksanakan promotif, preventif dan kuratif (pengobatan).

“Program kampung sehat ini lebih difokuskan pada pencegahan, agar masyarakat di kampung ini tidak sakit,” katanya.

Advertisements

“Salah satu contoh kegiatan, seperti pengendalian malaria, akan bersama-sama melakukan pembersihan di kampung dan pemeriksaan jentik-jentik nyamuk. Selain itu juga dilakukan penyemprotan dan distribusi kelambu,” tambahnya.

Kerjasama antara Dinkes dan YPMAK melalui Pelkesi merupakan suatu hal yang baik. Sehingga tujuan untuk pelayanan kesehatan terhada masyarakat di 5 distrik dan 19 kampung itu bisa lebih optimal.

Kepala Dinas Kesehatan, Reynold Ubra mengatakan workshop yang dibuat tidak lain untuk menjadi program unggulan YPMAK yaitu kampung sehat untuk bersinergi.

Advertisements

Sinergi yang dilakukan agar nantinya cakupan layanan kesehatan masyarakat dan upaya untuk menurunkan angka kesakitan di masyarakat bisa terwujud.

Semua program-program kampung sehat menurutnya sudah sesuai dengan arah kebijakan dari pemerintah pusat maupun pemerintah setempat.

“Hanya nanti secara teknis lapangan perlu ditata dengan baik termasuk mencatat dan melapor,” katanya.

Advertisements

Hal pertama yang pertama yang perlu dicatat ialah bagaimana skenario pelayanan mengingat lokasi ini berbeda dari karakteristik dan sumber daya yang tersedia juga berbeda. Menurutnya hal ini juga perlu ditata.

Kemudian ketika pelayanan dilakukan, masyarakat harus bisa diorganisir oleh lembaga untuk terlibat baik dan aktif. Keterlibatan dimaksud seperti kader kesehatan atau komite kesehatan di kampung maupun gereja.

Keterwakilan kampung sehat ini akan sangat baik jika bisa menghimpun keterlibatan masyarakat.

Menurutnya jika hanya Dinas Kesehatan atau Puskesmas berjalan sendiri cakupannya hanya 25 persen, jika melibatkan OPD lain 50 persen tetapi jika melibatkan masyarakat maka capaian minimal bisa 80 persen.

Advertisements

“Bagaimana menyinkronkan sistem mencatat dan melapor, karena pelayanan kesehatan ini pelayanan paripurna yang ditangani dari awal sampai harus laporan akhir dia sembuh atau catat atau meninggal,” jelas Reynold.

penulis : Anya Fatma, Mujiono
editor : Mish

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan