Anak Sering Alami Malaria Bisa Menurunkan Tingkat Kecerdasan

KETERANGAN | dr Enny Kenangalem (kiri) dan Benediktus Angkus (kanan) saat memberikan keterangan pada awak media. (Foto: Muji/Seputarpapua)
KETERANGAN | dr Enny Kenangalem (kiri) dan Benediktus Angkus (kanan) saat memberikan keterangan pada awak media. (Foto: Muji/Seputarpapua)

Kata dia, dalam rangkaian peringatan Hari Malaria Sedunia yang jatuh pada 25 April 2021, Panitia bersama (Dinas Kesehatan, Malaria Center, YPMAK, Community Health Departmen (CHD) PT Freeport Indonesia, YPKMP, Unicef, Yayasan Papua Care, GAPAI, dan PERDAKI) melakukan survei ke sekolah berbasis asrama, karena lebih mudah melakukan pemantauan.

“Pada survei tersebut, kami melakukan malaria blood survei, dengan memeriksa seluruh pihak, baik siswa, guru dan lainnya. Hasilnya 10 persen dari 1000an yang diperiksa ternyata positif malaria,” katanya.

Untuk itu semua harus memahami bagaimana cara melindungi dirinya sendiri dan orang lain itu yang kurang.

“Perlu adanya perhatian dan pendekatan yang komprehensif (menyeluruh) dengan terus sosialisasi agar mereka paham dan mengerti, bagaiamana cara melindungi diri dan lainnya,” ujarnya.

Disiplin Minum Obat

Sementara Peneliti pada Yayasan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Papua (YPKMP)
dr Enny Kenangalem mengatakan, saat ini orang pada umumnya menganggap malaria merupakan penyakit yang biasa saja, karena sudah ada obat untuk menyembuhkan.

Tetapi perlu diingat bahwa penelitian untuk bisa menghasilkan obat itu butuh waktu yang sangat lama.

“Sekarang ini orang yang terkena malaria tidak patuh dan disiplin minum obat. Mereka menganggap gampang. Padahal ini yang membuat kesusahan di kemudian hari,” kata dr Enny.

“Bahkan ada yang belum satu hari sudah buang obatnya. Mau saya marah, tapi takutnya terjadi sesuatu,” ujarnya

Ia mengatakan, sejak 2004 sampai 2005 lalu, Mimika penuh dengan malaria berat. KemudiaN dilakukan penelitian bekerjasama dengan negara lain.

“Saat saya masih di UGD RSMM, sudah bisa melihat orang itu malaria berat atau bukan, bisa dilihat dari kondisi wajahnya. Ini karena, dokter sudah dilatih untuk melihat malaria berat dan ringan,” katanya.

penulis : Mujiono
editor : Mish

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *