WAMENA | Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayawijaya dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Pegunungan diminta untuk menertibkan aktivitas negatif warga terutama anak muda di sekitaran taman Tugu Salib Wamena, Kabupaten Jayawijaya.
Pasalnya, Tugu Salib yang dibangun sebagai simbol kerohanian, kini kerap dijadikan warga terutama anak muda sebagai tempat berbuat hal-hal negatif, seperti misalnya berpacaran di taman Tugu Salib, mengonsumsi minuman keras beralkohol, menghirup lem Aibon, bahkan sampai melakukan perbuatan mesum disekitar lokasi taman Tugu Salib.
Hal ini disampaikan Ketua Pemuda Baptis Se-Tanah Papua, Akia Wenda. Ia mengatakan, hal-hal demikian agar tidak dibiarkan terus terjadi, di khawatirkan masa depan generasi muda menjadi rusak dan itu bermula di taman Tugu Salib Wamena.
“Setelah saya pantau, malam Minggu itu anak-anak muda datang berkumpul baik laki-laki maupun perempuan usia sekolah, baik SMP, SMA dan Mahasiswa yang suka datang ke situ keliling Tugu Salib sambil berpegangan tangan, ada yang duduk putar minuman keras,” ungkap Akia Wenda yang diwawancarai di halama Gereja Effata Wamena, Jumat (1/12/2023).
“Jika minuman habis, pergi beli lagi hasil sumbang-sumbang, dan kemungkinan besar ada yang konsumsi narkoba. Kemudian ketika sudah mabuk maka terjadi seks di dalam mobil maupun di tempat-tempat gelap, yang penting bisa memuaskan hawa nafsu,” imbuhnya.
Karena itu Akia Wenda mengatakan bahwa, dengan adanya berbagai kegiatan negatif disekitar taman Tugu Salib, maka hal itu berbanding terbalik dengan tujuan sebenarnya dibangunnya tugu tersebut.
“Jadi, segera bongkar tempat-tempat duduk yang dibuat. Ini masukan tegas untuk Pj Gubernur Provinsi Papua Pegunungan yang baru, bapak Velix Vernando Wanggai, agar segera bisa mengatasi masalah mendesak ini,” tegasnya.
Begitu juga Pemkab Jayawijaya dan pihak keamanan setempat, kata Akia, seharusnya bisa melihat kondisi yang terjadi kemudian menertibkannya, tidak membiarkan hal-hal negatif terjadi terus-menerus disekitaran Tugu Salib Wamena.
“Apabila generasi muda sudah rusak sekarang ini, maka kedepannya setelah 20-30 tahun akan seperti apa? Karena itu, semua yang peduli dengan situasi ini segera mencari solusi yang terbaik untuk menyelamatkan generasi kita,” ajak Akia Wenda.
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis
1 Komentar
Sangat baik