Harga Cabai di Kota Jayapura Semakin Pedas, Tembus Rp120 Ribu Perkilo

Harga Cabai di Kota Jayapura Semakin Pedas, Tembus Rp120 Ribu Perkilo
Tampak pedagang melayani pembeli cabai di Pasar Tradisional Hamadi, Kota Jayapura, Papua. (Foto: Firga/Seputarpapua)

JAYAPURA | Menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) sejumlah komoditas di Pasar Tradisional Kota Jayapura, Papua, mulai merangkak naik.

Sebagai contoh, harga cabai rawit di Pasar Tradisional Hamadi yang tadinya dijual Rp80 ribu per kilogram kini naik menjadi Rp120 ribu per kilogram.

Sejumlah pedagang mengaku naiknya harga cabai ini karena belum masuknya pasokan stok cabai dari luar kota, seperti dari Makassar, Surabaya dan Merauke.

“Baru hari ini naik, harga per kilogram itu Rp120 ribu karena yang kita jual ini stok lokal. Sementara yang biasa kami dapat dari Surabaya, Makassar atau Merauke belum masuk,” kata Mustika, pedagang cabai di Pasar Tradisional Hamadi, Kota Jayapura, Sabtu (11/11/2023).

Ia mengaku, naiknya harga cabai ini membuat pembeli menjadi kaget. Bahkan sebagian pembeli tak mau membeli dengan harga Rp120 ribu per kilogram.

Untuk menyiasati agar barang dagangannya laku, para pedagang juga menjual secara eceran yakni satu bungkus dijual dengan harga Rp10 ribu.

“Banyak pembeli kaget karena harga per kilogram itu Rp120 ribu. Jadi supaya laku maka saya bungkus kecil-kecil begini supaya bisa terjual. Harga satu bungkus ini Rp10 ribu,” jelas Mustika.

Senada dengan itu, pedagang lainnya Suprapto juga mengakui bahwa kelangkaan pasokan cabai dari luar daerah baik Surabaya, Makassar dan Merauke ini sudah memasuki hari kelima.

Ia khawatir jika cabai lebih lama masuk, maka harga cabai di Kota Jayapura akan semakin meningkat.

“Sudah lima hari tidak masuk, ini yang kami jual ini kami dapat dari Koya dan Arso, Keerom. Kita takutnya kalau lebih lama yang dari luar masuk maka harganya bisa naik lagi, karena stok yang kami dapat dari Koya dan Arso juga kan pasti berkurang,” jelasnya.

“Harapan kami pedagang, ya cabai yang dari luar daerah ini jangan lama-lama. Karena harga bisa naik lagi,” sambungnya.

Suprapto juga mengatakan, naiknya harga cabai ini bukan permainan pedagang, melainkan stok cabai benar-benar habis.

Advertisements

“Jadi masyarakat jangan kira kita pedagang yang bermain harga, tapi ini betul-betul stok langka. Kami juga dapat dari petani dengan harga yang cukup tinggi,” tutupnya.

penulis : Firga
editor : Saldi Hermanto

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan