Pemantauan Hilal Awal Ramadan Wilayah Papua di Pantai Lamsat Merauke

Suasana pemantaun Hilal awal Ramadan di Merauke, Rabu (22/3/2023). (Foto: Emanuel)
Suasana pemantaun Hilal awal Ramadan di Merauke, Rabu (22/3/2023). (Foto: Emanuel)

MERAUKE | Pemantuan hilal dalam rangka menentukan awal Ramadan 1444 Hijiriah/2023 untuk wilayah Papua dilaksanakan di Pantai Lampu Satu (Lamsat) Kabupaten Merauke, Papua Selatan pada Rabu (22/3/2023).

Pemantauan hilal dengan metode rukyatul ini digelar Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua bersama Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika dan Tim Falakiyah Kabupaten Merauke, Papua Selatan.

Pemantauan hilal atau bulan dimulai pukul 17.40 WP, dan berlangsung selama 31 menit.

Ketua Tim Falakiyah, Hendra Julia Rahmah kepada wartawan, sore tadi, menyatakan bahwa ada dua kemungkinan dalam pemantauan hilal, yakni terlihat dan tidak terlihat.

Jika tidak terlihat karena ketinggian hilal sudah di atas 7,32 derajat, maka sesuai kesepakatan Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (Mabims) bahwa itu sudah imkanur ru’yah.

“Kalaupun tidak bisa dilihat karena ketinggian sudah 7,32 derajat, maka seperti kesepakatan dari Mabims bahwa itu sudah imkanur ru’yah. Artinya bisa diumumkan untuk dilihat. Jadi istikmal, diismakmalkan menjadi 30 hari,” kata Rahmah.

Rahmah menambahkan, laporan pemantauan hilal akan disampaikan sesuai fakta di lapangan. Agar benar-benar faktual, pemantauan tersebut melibatkan berbagai pihak, termasuk saksi yang telah disumpah oleh pengadilan agama.

“Jika tidak terlihat (hilal) di Pantai Lamsat Merauke, ini tidak berpengaruh terhadap penentuan 1 Ramadan di sidang isbat. Karena ini (lokasi penentuan hilal Lamsat Merauke) merupakan salah satu titik yang ditentukan untuk rukyatul hilal. Jika tidak terlihat di sini, kemungkinan di wilayah lain terlihat, maka secara hukmiah seluruhnya satu Indonesia sudah dinyatakan 1 ramadhan,” tandasnya.

Sementara itu, BMKG Merauke melalui Stasiun Meteorologi Mopah menggunakan tiga teleskop untuk melihat hilal di Pantai Lampu Satu Merauke, Papua Selatan.

Kepala Stasiun Meteorologi Mopah, Gatot Rudiantoro mengatakan bahwa tiga teleskop tersebut digunakan untuk mendukung pemantauan hilal. Tiga teleskop tersebut merupakan teleskop khusus yang biasa digunakan untuk melihat hilal.

“Setiap tahun kami melakukan pengamatan hilal untuk menyesuaikan perhitungan yang biasa kami hitung dari BMKG. Khususnya untuk wilayah Merauke sendiri, BMKG Mopah Merauke melakukan di kawasan Pantai Lamsat,” kata Rudiantoro.

“Kami mempunyai tiga teropong hilal, kita sediakan untuk melihat ketepatan dari perhitungan kita. Jadi teropong hilal ini khusus dibuat untuk melihat fenomena bulan yang bisa kita deteksi. Dari pandangan mata, banyak awan, kemungkinan kecil untuk dapat melihat hilal,” imbuhnya.

Pemantauan hilal di Pantai Lamsat Merauke dihadiri Plt Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua Klemens Taran dan staf, tim Falakiyah Merauke serta pihak BMKG Mopah Merauke.

Setelah kurang lebih 30 menit melakukan pemantauan, tim tidak dapat melihat hilal karena kondisi cuaca yang mendung. Meskipun hilal tidak terlihat di Pantai Lamsat Merauke, penentuan awal Ramadan berdasarkan kesepakatan Mabims telah imkanur ru’yah.

penulis : Emanuel
editor : Aditra

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *