Kolombus, Pengusaha OAP yang Sukses Bawa Teripang dan Gelembung Ikan Tembus Pasar Singapura

Pengusaha OAP Columbus Bonyadode foto bersama pihak terkait disela-sela proses ekspor perdana di Bandara Sentani Jayapura. (Foto: Alley/Seputarpapua)
Pengusaha OAP Columbus Bonyadode foto bersama pihak terkait disela-sela proses ekspor perdana di Bandara Sentani Jayapura. (Foto: Alley/Seputarpapua)

JAYAPURA | Bukan rahasia lagi bahwa teripang dan gelembung ikan (fish maw) merupakan salah satu komoditas di bidang perikanan yang sangat menggiurkan. Hal inilah yang dilirik pemuda asli Papua bernama Kolumbus Bonyadone (44), untuk menggeluti usaha teripang dan gelembung ikan.

Seperti yang terlihat di Rabu (9/8/2023) pagi tadi, Kolumbus yang berada di kawasan Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, tampak senyum bahagia. Bagaimana tidak, Kolombus akhirnya berhasil mengirimkan sejumlah jenis teripang dan gelembung ikan untuk diekspor langsung dari Bandara Jayapura menuju Singapura. Alhasil, senyum Kolumbus mengembang asa, seiring pesawat Garuda GA-663 yang terbang meninggi membawa produk Papua ke Negeri Singa tersebut.

“Saya masih tidak percaya bisa sampai di titik ini, bisa berada bersama orang-orang penting ini. Saya berterima kasih kepada semua pihak dan pemerintah yang telah membantu saya,” ucapnya di Bandara Sentani.

Dalam seremoni kecil dan bersejarah ini, turut hadir antara lain Ketua DPRD Kabupaten Jayapura, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Jayapura, Bea Cukai Jayapura, BKIPM, dan pihak Garuda Indonesia.

Kolombus pun berkisah bahwa menjadi pengusaha teripang dan gelembung ikan membutuhkan perjuangan yang besar. Ia harus melalui perjalanan yang berliku.

Namun dengan semangat yang tak pernah padam, Kolombus pun berhasil menjadi pengusaha asli Papua yang menembus pasar ekspor di negara berjulukan Negeri Singa itu.

“Puji Tuhan hari ini semua terbukti karena usaha dan juga campur tangan Tuhan dan dukungan pihak-pihak terkait,” kata Kolombus.

Menurutnya, untuk bisa melakukan ekspor ini, Kolombus sangat terbantu oleh salah satu program coaching. Melalui program itu, Kolombus diberikan bimbingan teknis ekspor, termasuk bagaimana melakukan ekspor dengan sistem CEISA yang merupakan sebuah sistem integrasi seluruh layanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai kepada semua pengguna jasa, sehingga dapat mengakses aplikasi dari manapun dan kapanpun dengan koneksi internet yang terkoneksi dengan Portal INSW, yakni sistem yang akan melakukan integrasi informasi berkaitan dengan proses penanganan dokumen kepabeanan dan pengeluaran barang, yang menjamin keamanan data dan informasi serta memadukan alur dan proses informasi antar sistem internal secara otomatis, yang meliputi sistem kepabeanan, hingga perizinan.

“Dari coaching itu juga saya dipertemukan dengan calon pembeli dari Singapura,” ungkapnya.

“Tadinya saya bukan pengusaha komoditi. Saya sempat mengerjakan proyek pengadaan pemerintah. Lalu ketika mengikuti pelatihan wirausaha, saya mengenal calon partner usaha dari Singapura,” timpal Kolombus.

Selanjutnya Kolombus bersama calon rekan bisnisnya berkeliling sejumlah daerah di Papua untuk melihat potensi alam yang bisa diekspor. Produk perikanan jelas sangat melimpah. Sang partner minta dikirimi produk teripang dan gelembung ikan.

“Kita tahu bahwa gelembung ikan merupakan salah satu komoditi mahal karena digunakan dalam industri kesehatan dan kecantikan. Lalu saya mulai menyiapkan komoditi yang akan dikirim sesuai spesifikasi yang ditentukan oleh klien. Demikian juga perizinan yang diperlukan, antara lain health certificate dari Balai Karantina Perikanan dan dokumen CITES dari BKSDA,” beber Kolombus.

Advertisements

Dukungan Bea Cukai Jayapura

Secara terpisah, Kepala Kantor Bea Cukai Jayapura, Adeltus Lolok membenarkan bahwa Kolombus merupakan pengusaha asli Papua yang menembus pasar Singapura untuk gelembung ikan dan teripang.

Pihaknya turut mendampingi dan memfasilitasi ekspor perdana yang dilakukan oleh Kolombus Bonyadone langsung ke Singapura dari Bandara Sentani Jayapura.

Advertisements

“Kita sangat bersyukur, ya Bea Cukai sebagai instansi pemerintah mendukung karena kita melihat banyak sekali potensi di Papua ini yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat lokal untuk dilakukan ekspor,” kata Adeltus.

Selama ini masyarakat lokal kerap berpikir bahwa pengeksporan hanya bisa dilakukan oleh kalangan pengusaha dari perusahaan besar. Tetapi sambung Adeltus, pengusaha kecil, UMKM pun bisa melakukan ekspor langsung dari Jayapura dan kota-kota lainnya di Papua.

“Proses pelayanan dokumen-dokumen perizinan bisa semuanya diselesaikan di Papua sehingga tidak perlu lagi diekspor melalui daerah lain,” bebernya.

Advertisements

Adeltus menjelaskan produk yang dieskpor perdana ke Singapura oleh Kolombus sebanyak 52 kg berbagai jenis teripang asli Papua yang dikeringkan, dan juga gelembung ikan kakap putih.

Kendati jumlahnya hanya sedikit, namun Adeltius meyakini bahwa ini merupakan sebuah langkah awal pengusaha Papua dalam berkomitmen, sehingga kedepannya akan naik menjadi ratusan kilogram.

“Dan kita harapkan ini menginspirasi juga pengusaha lainnya untuk bisa melihat ini sebagai potensi dan semakin banyak warga Papua, pengusaha Papua, UKM Papua untuk terlibat memanfaatkan potensi ekspor,” harapnya.

Adeltius tak menampik bahwa Papua memiliki potensi yang sangat besar dalam bidang kelautan, terutama sektor perikanan laut dan produk perikanan. Hal itu menjadikan Papua berpeluang menjadi pemain utama perdagangan dalam sektor produk laut di kawasan Asia, bahkan mendunia.

Advertisements

Kegiatan ekspor perdana diharapkan menjadi pembuka jalan bagi eksportir komoditi perikanan lainnya agar berani ekspor, serta melakukan dan mengembangkan usaha dengan legal.

“Karena alam Papua kaya dengan potensi untuk dilakukan ekspor dan menambah devisa, serta kesejahteraan warga setempat. Sayangnya, masih ada oknum warga yang memilih jalan pintas dan menjual murah ke perantara di daerah lain. Padahal ekspor langsung dari Papua sangat bisa dilakukan dengan cara yang legal, tapi masih ada yang pilih ilegal sehingga harus berbenturan dengan hukum dan aturan yang berlaku,” terang Adeltus.

Bea Cukai pun mendorong semua produk-produk yang dikirimkan itu harus mendapatkan perizinan dari instansi terkait.

“Jadi itu menjadi ilegal ketika produk tersebut diekspor tanpa perizinan yang lengkap. Karena itu teman-teman pengusaha harus mengetahui apa persyaratan untuk produk-produk sebelum dilakukan ekspor. Contohnya teripang ini mendapatkan heal certificate atau sertifikat perikanan. Tentu untuk produk teripang ini harus mendapatkan sertifikat perikanan dan juga sertifikat dari BKSDA. Kalau sudah punya perizinan tentu barang itu bukan ilegal lagi,” jelasnya.

Lebih jelas Bea Cukai kembali berharap banyak pemuda-pemuda Papua, pengusaha Papua, UKM Papua untuk melihat peluang bisnis teripang dan gelembung ikan ini sebagai potensi yang bisa dikembangkan bersama.

“Karena itu kami sangat mendorong untuk teman-teman semua mau belajar mengenai ekspor ini. Kami di Bea Cukai siap untuk membantu, untuk mengenalkan ekspor ini. Teman-teman juga bisa mendatangi Kantor Dinas setempat, Dinas Perdagangan mungkin, Dinas Perikanan untuk mendapatkan bimbingan. Saya rasa saat ini semua instansi pemerintah bersatupadu untuk mendorong UKM bisa melakukan ekspor juga,” katanya.

Untuk saat ini teripang dan gelembung ikan yang dikirim Kolombus baru sebatas ke Singapura. Namun Adeltus meyakini produk-produk Papua sudah dikirim ke negara-negara lainnya melalui Makassar, Surabaya, atau Jakarta.

“Kami percaya produk Papua sudah sampai ke berbagai puluhan negara. Dan ekspor perdana teripang dan gelembung ikan hari ini bisa menjadi pembuka jalan bagi pengusaha-pengusaha yang lain untuk turut ekspor,” tandasnya.

Garuda Siapkan Slot Cargo bagi Calon Eksportir Papua

Agny Gallus Pratama selaku General Manager (GM) Garuda Indonesia Cabang Jayapura mengaku Kolombus cukup beruntung. Di waktu yang sama Maskapai Garuda tengah memberikan tarif khusus bagi wirausaha yang akan mengirim barang, apalagi yang berniat ekspor.

“Saat ini angkutan kargo kami masih bisa menampung banyak barang. Masih sangat banyak potensi bagi pengusaha Papua untuk mengisi slot ini,” ujarnya.

Tak hanya slot cargo, maskapai berpelat merah ini juga menerapkan harga spesial (spesial rate).

“Kami memberi fasilitas berupa special rate bagi teman-teman pengusaha termasuk UKM dan calon eksportir,” tutup Agny.

penulis : Alley
editor : Saldi Hermanto

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan